Langsung ke konten utama

Bahagia dan Kreativitas


Success is liking yourself, liking what you do, and liking how you do it


Ungkapan diatas pernah diucapkan oleh Maya Angelou, seorang penulis terkemuka. Kesuksesan hanya bisa diraih apabila kita bahagia dalam bekerja, menyukai pekerjaan kita dan menyukai apapun yang berkaitan dengan pekerjaan kita termasuk perusahaan tempat kita bekerja, rekan kerja kita, atasan kita, nasabah atau debitur kita dan sebagainya. Kebahagiaan dalam bekerja menghasilkan interaksi yang lebih baik dengan rekan, atasan, nasabah serta produktivitas dan kinerja kerja yang terus meningkat. Kebahagiaan bekerja juga berdampak besar terhadap kondisi kesehatan kita sehingga kita tidak gampang stress dan sakit. Soal bonus yang kita peroleh tentunya sebanding dengan produktivitas kita.

Ada lagi manfaat penting kebahagiaan kerja yaitu menumbuhkan inovasi dan kreativitas. Riset menyimpulkan bahwa kebahagiaan dan kreativitas adalah dua hal yang saling terkait. Karyawan yang bahagia akan lebih produktif dan kreatif. Itulah sebabnya mengapa di beberapa perusahaan teknologi terkemuka seperti Google menjadi tempat idaman untuk bekerja bukan karena gajinya namun karena menjadi perusahaan paling membahagiakan untuk bekerja. Google memberikan beberapa fasilitas yang dapat dinikmati oleh karyawannya secara gratis semisal makan siang gratis di kantin-kantin dengan menu yang kompit, fasilitas teknologi 24 jam sehari 7 hari seminggu, fasilitas massage, keanggotaan fitness dan gym, dan beberapa rencana liburan ke luar negeri. Pada saat istirahat perusahaan juga telah menyiapkan beberapa fasilitas olahraga seperti meja pingpong, lapangan basket, lego dan lain-lain. Seluruh fasilitas disediakan agar para karyawan menjadi bahagia bekerja di perusahaan tersebut. 

Dalam tulisan sebelumnya saya menyinggung tentang bagaimana motivasi menciptakan kebahagiaan dalam bekerja. Kebahagiaan kerja menjadi prasyarat penting peningkatan produktivitas di sebuah perusahaan. Para karyawan yang bahagia terbukti menjadi karyawan yang produktif apapun motivasinya baik bahagia karena penghasilan atau reward lainnya atau karena motivasi selain uang atau penghasilan.   Pertanyaannya kemudian adalah apakah kebahagiaan kerja akan menciptakan para karyawan yang kreatif atau inovatif? Google merupakan sebuah contoh perusahaan terkemuka yang sangat percaya bahwa dengan membahagiakan para karyawan maka mereka tidak hanya menjadi produktif namun juga kreatif dan inovatif. Bahkan di Google terdapat unit yang khusus bertanggungjawab dalam menjaga agar karyawan bahagia dan produktif.

Kebahagiaan dan kreativitas memiliki hubungan yang sangat erat. Shana Lebowits dalam artikelnya yang dimuat di laman daring Greatist bertajuk The Scientific Reasons Why Being Creative Can Make You Happier menyampaikan bahwa orang-orang cenderung menjadi kreatif pada saat mereka bahagia karena pada saat bahagia pikiran kita dapat melihat secara jelas segala hal dari berbagai sudut pandang sehingga memungkinkan kita untuk menemukan solusi yang inovatif. Sebaliknya dalam laman Psychology Today, Cathy Malchiodi menulis  bahwa kreatifitas merupakan “faktor kebahagiaan” karena berdampak positif untuk menciptakan kebahagiaan. Robert Epstein dalam artikelnya yang berjudul “Capturing Creativity” masih dalam laman jurnal yang sama juga pernah menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan benih dari kebahagiaan dan seluruh aktivitas manusia yang dilakukan secara kreatif akan menjadi sumber kebahagiaan.

Social Collaboration

Mengapa kreativitas dikatakan sebagai benih dan sumber kebahagiaan? Dalam artikelnya yang dimuat di laman linkedin berjudul Is Creativity the Secret to Happiness?, Andy Pham menjawab karena dua kata yaitu kolaborasi sosial. Sebagaimana kita ketahui kita adalah makhluk sosial dan kreatif. Sudah menjadi hal yang lazim bahwa kita memiliki hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain sehingga mendorong kita untuk selalu menciptakan cara-cara yang berbeda untuk berhubungan satu sama lainnya. Pertemanan dan interaksi dengan orang lain bagus buat kesehatan, kebahagiaan dan meningkatkan harapan hidup. 

Kolaborasi sosial merupakan semua proses yang dapat membantu manusia dalam berinteraksi dan membagi informasi untuk mencapai tujuan yang sama. Kata kunci kolaborasi sosial sejatinya dua yaitu interaksi dan proses yang tercipta dari pemikiran kreatif, lateral dan di luar kotak (out of the box). Maka sangatlah wajar jika dalam Tabloid Mandiri Edisi 451 tanggal 28 Februari 2016 dikatakan bahwa Bank Mandiri akan semakin eksis dan aktif di jejaring sosial baik melalui instagram, Twitter maupun Facebook untuk mengikuti tren kolaborasi sosial dalam membagi berbagai info dan sebagai interaksi langsung dengan nasabah. Ini mengingat sesuai data di 2016 jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih 93 juta orang dimana 95 persennya atau 88 juta merupakan pengguna jejaring sosial atau sosial media. Pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia telah melebihi 70 juta pemakai. Indonesia menempati peringkat 4 dunia sebagai pengguna Facebook terbesar dengan jumlah pengguna lebih 70 juta orang, peringkat 5 dunia sebagai pengguna Twitter dengan jumlah pengguna 20 juta orang, peringkat 3 dunia dengan jumlah pengguna Instagram sebanyak 22 juta.

Bisa dibayangkan besarnya potensi nasabah yang bisa diraih apabila Bank Mandiri lebih aktif memperkenalkan produknya melalui sosial media. Selain kolaborasi sosial bisa menambah jumlah nasabah, kolaborasi sosial juga meningkatkan produktivitas, loyalitas dan kreativitas para karyawan. Kolaborasi sosial merupakan salah satu cara untuk menghubungkan perusahaan dengan karyawan dan karyawan dengan karyawan lainnya. Interaksi inilah yang kemudian berujung pada pertemanan, perasaan memiliki (sense of belonging) yang semakin besar dan kebahagian bekerja yang tentu saja memudahkan dalam menyelesaikan tugas dan pencapaian target sebesar apapun itu. 

Singkatnya, benarlah bahwa silaturahmi merupakan kunci kebahagiaan karena interaksi dan koneksi dengan sesama manusia merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk kreatif manusia terus memikirkan cara-cara baru untuk terus berinteraksi dan terkoneksi satu sama lain menembus beberapa keterbatasan misalnya jarak dan waktu sehingga terciptalah media sosial sebagai bagian dari kolaborasi sosial tersebut. Efek sosial media yang masif menjadi bukti betapa kreativitas sangat dibutuhkan karena dari kreativitas bisa tercipta proses-proses yang inovatif dan baru yang belum ada sebelumnya. Menurut Eric Wahl, penulis buku bestseller, kreativitas memiliki dua wajah yaitu adanya inspirasi dan disiplin untuk mewujudkan gagasan menjadi kenyataan. Setelah 999 kali percobaan yang gagal maka terciptalah inovasi berupa bola lampu pijar sebagai wujud dari mimpi Thomas Alva Edison untuk menciptakan “siang yang lebih panjang” bagi seluruh umat manusia. Bahkan Edison tidak menganggap 999 percobaan gagal tersebut sebagai kegagalan melainkan keberhasilan dia membuktikan bahwa ada 999 cara yang tidak akan bisa menghasilkan bola lampu pijar. Luar biasa!!

Masih menjadi anggapan umum bahwa kreativitas dan inovasi hanya menjadi milik perusahaan-perusahaan teknologi atau digital seperti Google, Facebook dan lain-lain. Padahal di perusahaan keuangan seperti bank pun dibutuhkan karyawan-karyawan yang kreatif apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi di bidang keuangan (financial technology). Dunia dikelilingi oleh berbagai ide dan gagasan dan hanya kreativitas yang mampu mewujudkan melalui portal atau jalan keluar manapun. Caranya?? Mungkin sedikit saran praktis dari Eric Wahl dalam bukunya The Spark and the Grind: Ignite the Power of Disciplined Creativity bisa diterapkan oleh para karyawan yaitu:
Benamkan diri kita dengan hal-hal yang tidak biasa, selalu lakukan hal-hal yang berbeda dan jangan biasakan diri hidup di zona nyaman agar bisa memikirkan dan mewujudukan ide baru dan lebih baik.
Biasakan interaksi dan diskusi dengan orang lain, rekan kerja, atasan, nasabah maupun pihak lain dan terima kritikan mengenai gagasan atau ide anda sebagai masukan yang sangat berharga.
Praktekkan kreativitas secara terus-menerus. Kreativitas harus menjadi komitmen dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pekerjaan.

Kesuksesan hanya bisa terjadi jika kita bahagia dalam bekerja, mencintai apa yang kita kerjakan, orang-orang lain yang terlibat dan terbantu karena pekerjaan kita, perusahaan kita dan juga bahagia dalam berkreasi sehingga kita bisa memanen manfaat dari kreativitas tersebut untuk memberikan nilai yang lebih dari pekerjaan kita.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Service SQ, Budaya Yang Memuaskan Karyawan

Apakah anda ingin merasakan layanan kamar kelas suite? Tentu saja semua orang ingin menikmati bagaimana rasanya menginap beberapa malam di kamar kelas suite yang dimiliki minimal oleh hotel-hotel berbintang lima atau kapal-kapal pesiar mewah. Kita pasti belum membayangkan bahwa fasilitas hotel berbintang saat ini bisa kita nikmati juga di atas pesawat terbang. Pada tahun 2008 Singapore Airlines telah memperkenalkan layanan The Suites, sebagai layanan udara termewah yang tersedia secara komersial. The Suites merupakan layanan eksklusif di armada Airbus A380 Singapore Airlines yang menerbangi rute Changi International Singapura menuju bandara internasional John F. Kennedy New York yang menawarkan kabin pribadi dengan pintu-pintu geser yang memungkinkan anda untuk menikmati privasi dan istirahat yang sangat nyaman selama perjalanan. Interiornya yang mewah dirancang oleh desainer Perancis bernama Jean-Jacques Coste yang dikenal sebagai perancang interior kapal yacht mewah. K...

Kepemimpinan Transformasional: Sebuah Gaya Kepemimpinan Yang Adaptif (Bagian 1)

Organisasi dimanapun butuh  kepemimpinan karena tanpa kepemimpinan  organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan efektif.  Inilah sebabnya bila  kita berbicara organisasi maka kita juga harus membicarakan bagaimana kepemimpinan dalam organisasi. Di banyak literatu r  kepemimpinan organisasi (organizational leadership)   j ustru lebih banyak dibahas dibanding organisasi itu sendiri.    Terdapat beberapa versi kepemimpinan dan seringkali kepemimpinan dipersepsikan secara salah sebagai manajemen. Sederhananya, perbedaannya adalah apabila anda memimpin orang lain namun anda berjalan sendiri tanpa diikuti oleh satupun orang yang anda pimpin, itulah manajemen. Bedanya yang lain adalah manajemen adalah memimpin tanpa nilai (managing without value)  dimana seluruh proses manajerial berupa merencanakan, mengorganisasi dan mengoordinasi strategi untuk pencapaian tujuan organisasi, sedangkan tugas pemimpin adalah untuk menginspirasi dan memotiva...