Langsung ke konten utama

Blusukan Versus Turba


Keliling-keliling kota di tengah derasnya hujan yang mengguyur sungguh merupakan suatu kenikmatan tersendiri. Hujan yang sudah seharian ini tidak lelah menyirami bumi mengajak pikiranku memgembara kembali ke masa-masa silam. Ibarat terjebak di dalam sebuah lorong waktu yang mengajakku ragaku berkelana ke masa lalu. Masa di mana aku sangat menikmati guyuran hujan selebat seperti sekarang ini. Bersama teman-teman sebaya, kala hujan, kami pasti menikmati bermain, apa saja sambil mengikhlaskan tubuh-tubuh mungil kami dihantam butiran-butiran kecil air hujan yang akhirnya berkumpul di permukaan bumi membentuk genangan-genangan di sana sini.
"Hujan adalah suatu kebahagian tatkala menikmati serunya bermain dibawah derasnya kucuran air yang membasahi tubuh. Oh...alangkah senangnya!!"
2013 ini berhari-hari hujan turun membasahi bumi mungkin adalah pertanda bahwa tahun ini akan jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Ada yang bilang hujan sebagai pertanda akan bergelimangnya keberkahan. Ada yang bilang tahun ini sebagai tahunnya politik menjelang setahun hitungan mundur menuju pemilihan presiden baru. Makanya sudah mulai kelihatan muncul beberapa tokoh potensial yang rekam jejak sudah lama diketahui masyarakat. Muncul pula beberapa tokoh yang dulunya dikenal sangat enggan merakyat yang sudah mulai 'merapat' ke masyarakat sebagai bagian dari strategi pencitraan. Jadi selama setahun ini masyarakat bisa dipastikan akan ketiban rejeki karena mendapat perhatian dari para tokoh yang selama ini tulus memberi perhatian dan mereka yang 'mendadak dangdut' peduli.
Dalam siaran ulang acara sebuah acara talkshow di sebuah stasiun televisi swasta yang menampilkan empat tokoh nassional yaitu Jusuf Kalla, Mahfud MD, Dahlan Iskan, dan Abraham Samad muncul harapan besar dari saya pribadi bahwa Indonesia ke depan akan lebih baik. Siapa yang tidak kenal keempat orang ini sebagai para tokoh yang sering membuat keputusan yang populer dan sepak terjang yang berbeda dari kebanyakan pejabat. Ditambah Jokowi, para pejabat negara ini merubah stigma yang selama ini melekat bahwa pejabat di negara kita laksana Maharaja yang lebih senang dilayani, padahal merekalah seharusnya yang melayani masyarakat. Keputusan-keputusan yang diambil seharusnya keputusan pro rakyat terutama rakyat kecil, tetapi justru keputusan-keputusannya sering tidak populer dan menguntungkan investor asing atau para pemodal kakap lainnya. Maharaja lalim yang tidak memedulikan nasib rakyatnya demi memperkaya diri sendiri. Bahkan, kata Dahlan Iskan kalau dihadapkan pada suatu keputusan dia akan mendengarkan hatinya. Kalau hatinya bilang keputusan ini baik bagi rakyat walaupun secara matematis membutuhkan cost yang lebih besar, keputusan itu tetap dia lakukan. Intinya, kepentingan rakyatlah yang menjadi dasar semua tindakan yang diambil para tokoh ini. JK dengan tagline semasa nyapres 2009 yaitu lebih cepat lebih baik memang telah dibuktikan JK semasa masih menjabat menteri sampai sekarang bahwa rakyat butuh gerak cepat dan tindakan nyata para pemimpinnya, bukannya pemimpin yang lebih suka berwacana, mengobral janji tanpa bukti. Mahfud MD, sekarang Ketua Mahkamah Konstitusi, juga terkenal keras mengkritisi kasus-kasus pelik yang tengah terjadi di Indonesia. Dia menuding adanya mafia narkoba di sekitar lingkar istana sehingga ratu narkotika yang sudah memperoleh remisi ternyata masih menjadi pengatur jaringan pengedar narkotika dari balik jeruji besi penjara. Beberapa produk perundang-undangan yang tidak nasionalis juga telah direvisi oleh MK dibawah kepemimpinannya. Dahlan Iskan, dikenal sebagai menteri koboi karena tingkahnya yang sering tidak biasa dilakukan seorang pejabat negara. Dia pernah marah-marah dan membuka paksa pintu tol, beberapa kali naik ojek ke istana kepresidenan demi menghindari kemacetan, dan gaya berpakaiannya yang sering tidak formal meski menghadiri kegiatan yang bersifat formal dan masih banyak lagi ketaklaziman-ketaklaziman lainnya. Abraham Samad, sang Ketua KPK. Putra Makassar ini setahun memimpin KPK sudah melakukan beberapa gebrakan. Terakhir, Menpora Andi Alfian Mallarangeng dijadikan tersangka megaskandal Hambalang dan dipaksa mundur dari jabatannya. Terakhir adalah Jokowi, Gubernur DKI Jakarta yang dikenal dengan kegemarannya untuk 'blusukan' ke kantong-kantong pemukiman warga sehingga menghasilkan beberapa kebijakan populis untuk mengatasi permasalahan-permasalahan warga. Terakhir kebijakan Car Free Night-nya di malam pergantian tahun yang disambut sangat antusias oleh warga sehingga konon lebih 200.000-an tumpah ruah membanjiri venue-venue yang khusus dibuat untuk merayakan malam tahun baru. Gebrakan yang bisa dibilang sangat dirindukan oleh warga yang selama bertahun-tahun didera stress akibat kemacetan dan banjir yang telah menjadi 'teman setia' mereka.
Blusukan adalah sebuah istilah yang saat ini sedang menjadi trending topic. Blusukan berasal dari kata bahasa Jawa 'blesek' , 'keblusuk-blusuk', dan 'mblusuk' yang berarti masuk. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Bang Jo di awal-awal masa jabatannya dengan melakukan kunjungan dadakan tanpa protokoler masuk sana masuk sini ke pelosok sana ke pelosok sini untuk menggali dan mengumpulkan informasi permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh para warga. Dengan blusukan informasi yang diperoleh pastinya lebih akurat dan tepat dibandingkan informasi yang didapat berdasarkan laporan bawahan yang sering dikecapin untuk menyenangkan sang atasan. Akibatnya gampang ditebak kebijakan yang diambil sering tidak tepat sasaran atau bahkan di-markup untuk mempertebal kocek pihak-pihak tertentu. Blusukan Jokowi ini  sangat tepat untuk mengambil kebijakan yang tepat dan lama diidamkan oleh warga yang merasa bahwa para pemimpinnya sangat jauh di negeri awan, ibarat pungguk yang merindukan bulan. Para tokoh kita terlalu elitis dan terkesan enggan berdiskusi secara langsung dengan rakyatnya. Kalaupun ada semacam kunjungan presiden ke beberapa daerah itupun kental dengan nuansa keprotokoleran yang sangat kaku dan daerah kunjungan telah disterilkan dan dipermak habis untuk menyambut kunjungan tersebut. Berbeda dengan blusukan ala Jokowi yang dilakukan secara spontan, tanpa protokoler, tanpa voorrider, dan tanpa formalitas.
Gaya blusukan Jokowi ternyata lebih pas dengan wong cilik. Ini yang menyebabkan blusukan menjadi tren dan dipanuti oleh beberapa pejabat. Bahkan, Presiden SBY pun turut melakukan blusukan dengan turba atau turun ke bawahnya. Terkesan telat dan nuansa pencitraan politiknya sangat kental karena beberapa sebab. Pertama, popularitas Partai Demokrat, partai penguasa bentukan SBY saat ini berada pada titik nadir karena sejumlah tokohnya terlibat kasus korupsi. Bahkan, PD berdasarkan survei termasuk dalam partai paling korup dan tingkat elektabilitasnya semakin menurun. Tidak ada calon potensial yang bisa digadang-gadang untuk menggantikan SBY di 2014 mendatang. Jelas, turba SBY dianggap sebagai suatu strategi untuk kembali mendongkrak popularitas PD di mata para konstituennya. Kedua, gaya kepemimpinan SBY selama dua periode masa jabatannya sangat elitis dan terkesan 'politik tinggi dan tidak membumi'. Bedanya blusukan-nya Jokowi dengan turba-nya SBY sangat jelas. Kalau blusukan-nya Jokowi murni dan alami bukan pencitraan seperti turba SBY. Menurut saya pribadi turba SBY sangat bermuatan politis, manipulatif, pura-pura, dan tidak ikhlas. Kalau selama ini sangat SBY dikenal sangat jauh dari rakyatnya tiba-tiba mulai mendekat melalui keblusuk-blusuk ke rakyat, tujuannya apalagi kalau bukan politik pencitraan demi menyongsong pemilu 2014.
"Manners are of more importance than laws - Edmund Burke"
Tindakan-tindakan nyata yang datangnya dari hati pasti akan menyentuh ke hati rakyat juga. Kepura-puraan pasti akan terendus dan rakyat tahu mana pemimpin yang ikhlas mana yang manipulatif sehingga kedepannya tidak terjadi lagi memilih kucing dalam karung, memilih pemimpin yang aji mumpung. Mumpung lagi menjabat menyalahgunakan amanah yang diembannya untuk memperkaya diri sendiri dan keluarganya.
Malam semakin larut dan udara dingin kian menyelimuti kota Makassar. Ditambah lagi hujan yang belum juga ada tanda-tanda mereda. Saatnya untuk beristirahat sejenak dari aktivitas keseharian di hari ini. Selamat malam Indonesia, dan have a nice sleep y'all!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Service SQ, Budaya Yang Memuaskan Karyawan

Apakah anda ingin merasakan layanan kamar kelas suite? Tentu saja semua orang ingin menikmati bagaimana rasanya menginap beberapa malam di kamar kelas suite yang dimiliki minimal oleh hotel-hotel berbintang lima atau kapal-kapal pesiar mewah. Kita pasti belum membayangkan bahwa fasilitas hotel berbintang saat ini bisa kita nikmati juga di atas pesawat terbang. Pada tahun 2008 Singapore Airlines telah memperkenalkan layanan The Suites, sebagai layanan udara termewah yang tersedia secara komersial. The Suites merupakan layanan eksklusif di armada Airbus A380 Singapore Airlines yang menerbangi rute Changi International Singapura menuju bandara internasional John F. Kennedy New York yang menawarkan kabin pribadi dengan pintu-pintu geser yang memungkinkan anda untuk menikmati privasi dan istirahat yang sangat nyaman selama perjalanan. Interiornya yang mewah dirancang oleh desainer Perancis bernama Jean-Jacques Coste yang dikenal sebagai perancang interior kapal yacht mewah. K

Bahagia dan Kreativitas

Success is liking yourself, liking what you do, and liking how you do it Ungkapan diatas pernah diucapkan oleh Maya Angelou, seorang penulis terkemuka. Kesuksesan hanya bisa diraih apabila kita bahagia dalam bekerja, menyukai pekerjaan kita dan menyukai apapun yang berkaitan dengan pekerjaan kita termasuk perusahaan tempat kita bekerja, rekan kerja kita, atasan kita, nasabah atau debitur kita dan sebagainya. Kebahagiaan dalam bekerja menghasilkan interaksi yang lebih baik dengan rekan, atasan, nasabah serta produktivitas dan kinerja kerja yang terus meningkat. Kebahagiaan bekerja juga berdampak besar terhadap kondisi kesehatan kita sehingga kita tidak gampang stress dan sakit. Soal bonus yang kita peroleh tentunya sebanding dengan produktivitas kita. Ada lagi manfaat penting kebahagiaan kerja yaitu menumbuhkan inovasi dan kreativitas. Riset menyimpulkan bahwa kebahagiaan dan kreativitas adalah dua hal yang saling terkait. Karyawan yang bahagia akan lebih produktif dan kre

Kepemimpinan Transformasional: Sebuah Gaya Kepemimpinan Yang Adaptif (Bagian 1)

Organisasi dimanapun butuh  kepemimpinan karena tanpa kepemimpinan  organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan efektif.  Inilah sebabnya bila  kita berbicara organisasi maka kita juga harus membicarakan bagaimana kepemimpinan dalam organisasi. Di banyak literatu r  kepemimpinan organisasi (organizational leadership)   j ustru lebih banyak dibahas dibanding organisasi itu sendiri.    Terdapat beberapa versi kepemimpinan dan seringkali kepemimpinan dipersepsikan secara salah sebagai manajemen. Sederhananya, perbedaannya adalah apabila anda memimpin orang lain namun anda berjalan sendiri tanpa diikuti oleh satupun orang yang anda pimpin, itulah manajemen. Bedanya yang lain adalah manajemen adalah memimpin tanpa nilai (managing without value)  dimana seluruh proses manajerial berupa merencanakan, mengorganisasi dan mengoordinasi strategi untuk pencapaian tujuan organisasi, sedangkan tugas pemimpin adalah untuk menginspirasi dan memotivasi. Walaupun berbeda namun kepemimpinan dan