Langsung ke konten utama

Menjadi Enterpreneur

















Sudah lebih 11 tahun saya bekerja di tiga bank yang berbeda. Saat ini saya sudah menduduki posisi yang bisa dikatakan dambaan hampir semua karyawan bank yaitu menjadi seorang pejabat bank. Selama itu banyak suka dan duka yang saya sudah rasakan dan interaksi dengan ribuat orang dengan ribuan karakter dan posisi yang berbeda telah saya jalani. 

Awal karir saya di sebuah bank swasta menengah yang termasuk salah satu bank terkemuka. Waktu itu saya sementara menyusun skripsi. Iseng saya melamar ke bank tersebut dan ternyata diterima walaupun ijazah saya belum ada. Karena kesibukan kerja, skripsi saya jadi tidak terurus dan akhirnya nama saya tercantum dalam daftar mahasiswa yang terancam drop out alias DO. Malu juga saya karena saya sudah sempat disurati pihak akademik dan daftar mahasiswa yang terancam DO tersebut dipajang di papan pengumuman jurusan. Saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya daripada saya berkorban waktu dan biaya yang tidak sedikit selama saya kuliah tanpa hasil. Saya bisa saja terus bekerja tetapi karir saya bakalan sulit naik karena tingkat pendidikan saya yang hanya lulusan SMA saja. 
Setelah setahun berjuang untuk menyelesaikan kuliah, akhirnya saya pun diwisuda walaupun harus melalui pengulangan ujian sampai dua kali. Tidak lama saya berhasil diterima bekerja di dua bank BUMN, dan memilih salah satunya setelah melakukan pertimbangan atas beberapa hal untuk memilih yang menurut saya terbaik pada saat itu.

Sudah sepuluh tahun saya meniti karir di bank ini. Awalnya saya merasakan kebanggaan yang luar biasa karena bisa bekerja di bank plat merah ini. Awalnya saya merasa sangat antusias karena profesi ini sesuai dengan pilihan saya semasa kuliah dulu. Yah, berkarir di bank-lah yang menyebabkan saya memilih jurusan akuntansi fakultas ekonomi karena menurut saya sangat pas dan sesuai dengan cita-cita saya. Saat ini passion itu sudah hampir padam. Saya sudah tidak terlalu berambisi lagi untuk menjadi seorang manager bank karena bukan lagi merupakan panggilan jiwa saya. Malah saya bermimpi untuk beralih menjadi seorang enterpreneur yang insya allah saya yakin dan percaya akan mampu saya wujudkan di tahun baru 2013.

Menjadi seorang enterpreneur saya pikir bukanlah mimpi yang mustahil saya wujudkan. Walaupun kerabat saya belum ada seorang pun yang menjadi pengusaha. Walau bapak saya bukanlah rich dad bahkan tergolong poor dad. Bisakah saya menjadi seorang enterpreneur setelah semua hal tersebut dan setelah saya hampir terbuai dalam comfort zone karir saya selama belasan tahun ini?
Kalau menurut pendapat saya, menjadi seorang enterpreneur semua orang bisa. Ini tidak ada kaitannya dengan seberapa pandai kita, seberapa lama kita bekerja, dan berapa banyak harta yang kita miliki. Menjadi enterpreneur lebih kepada keinginan kita yang sangat kuat untuk menjadi sukses di bidang usaha yang akan kita geluti. Saya tidak butuh pengalaman, saya tidak perlu keluarga atau teman kaya raya yang akan mem-backup saya, tidak pernah ada yang namanya tanggal cantik atau hari baik, saya tidak harus menjadi seorang yang jenius kayak Albert Einstein, saya hanya harus bekerja keras untuk mewujudkan impian saya. Itu saja.

Saya tidak perlu berpikir untung rugi terlalu lama. Saya hanya perlu langsung melakukannya dan setelah itu baru saya bisa mengetahui apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil. Saya harus fleksibel dan terus beradaptasi dengan perubahan. Saya harus kreatif untuk mengembangkan bisnis saya. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan merupakan syarat kunci untuk mengembangkan sesuatu yang baru.
So, apalagi yang saya tunggu. Kemampuan-kemampuan tersebut sebenarnya kita manusia miliki. Makanya kalau jaman dahulu manusia bisa bertahan hidup sedangkan dinosaurus yang jauh lebih besar dan lebih kuat musnah, ini akibat manusia mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya. The survival of the smartest, not of the strongest. Sudah jutaan tahun manusia masih bisa beranak pinak karena kemampuan beradaptasinya ini. Jadi, modal utamanya sudah embedded dalam diri saya. Yang saya butuhkan selanjutnya adalah saya mau bekerja keras demi mewujudkan mimpi saya. Pursue your dreams and your dreams will be alive!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Service SQ, Budaya Yang Memuaskan Karyawan

Apakah anda ingin merasakan layanan kamar kelas suite? Tentu saja semua orang ingin menikmati bagaimana rasanya menginap beberapa malam di kamar kelas suite yang dimiliki minimal oleh hotel-hotel berbintang lima atau kapal-kapal pesiar mewah. Kita pasti belum membayangkan bahwa fasilitas hotel berbintang saat ini bisa kita nikmati juga di atas pesawat terbang. Pada tahun 2008 Singapore Airlines telah memperkenalkan layanan The Suites, sebagai layanan udara termewah yang tersedia secara komersial. The Suites merupakan layanan eksklusif di armada Airbus A380 Singapore Airlines yang menerbangi rute Changi International Singapura menuju bandara internasional John F. Kennedy New York yang menawarkan kabin pribadi dengan pintu-pintu geser yang memungkinkan anda untuk menikmati privasi dan istirahat yang sangat nyaman selama perjalanan. Interiornya yang mewah dirancang oleh desainer Perancis bernama Jean-Jacques Coste yang dikenal sebagai perancang interior kapal yacht mewah. K

Bahagia dan Kreativitas

Success is liking yourself, liking what you do, and liking how you do it Ungkapan diatas pernah diucapkan oleh Maya Angelou, seorang penulis terkemuka. Kesuksesan hanya bisa diraih apabila kita bahagia dalam bekerja, menyukai pekerjaan kita dan menyukai apapun yang berkaitan dengan pekerjaan kita termasuk perusahaan tempat kita bekerja, rekan kerja kita, atasan kita, nasabah atau debitur kita dan sebagainya. Kebahagiaan dalam bekerja menghasilkan interaksi yang lebih baik dengan rekan, atasan, nasabah serta produktivitas dan kinerja kerja yang terus meningkat. Kebahagiaan bekerja juga berdampak besar terhadap kondisi kesehatan kita sehingga kita tidak gampang stress dan sakit. Soal bonus yang kita peroleh tentunya sebanding dengan produktivitas kita. Ada lagi manfaat penting kebahagiaan kerja yaitu menumbuhkan inovasi dan kreativitas. Riset menyimpulkan bahwa kebahagiaan dan kreativitas adalah dua hal yang saling terkait. Karyawan yang bahagia akan lebih produktif dan kre

Kepemimpinan Transformasional: Sebuah Gaya Kepemimpinan Yang Adaptif (Bagian 1)

Organisasi dimanapun butuh  kepemimpinan karena tanpa kepemimpinan  organisasi tidak akan berjalan dengan baik dan efektif.  Inilah sebabnya bila  kita berbicara organisasi maka kita juga harus membicarakan bagaimana kepemimpinan dalam organisasi. Di banyak literatu r  kepemimpinan organisasi (organizational leadership)   j ustru lebih banyak dibahas dibanding organisasi itu sendiri.    Terdapat beberapa versi kepemimpinan dan seringkali kepemimpinan dipersepsikan secara salah sebagai manajemen. Sederhananya, perbedaannya adalah apabila anda memimpin orang lain namun anda berjalan sendiri tanpa diikuti oleh satupun orang yang anda pimpin, itulah manajemen. Bedanya yang lain adalah manajemen adalah memimpin tanpa nilai (managing without value)  dimana seluruh proses manajerial berupa merencanakan, mengorganisasi dan mengoordinasi strategi untuk pencapaian tujuan organisasi, sedangkan tugas pemimpin adalah untuk menginspirasi dan memotivasi. Walaupun berbeda namun kepemimpinan dan